BENARKAH SAYA MENARIK BENANG MERAH
Sebelum saya menulis post saya tentang "sebatas mencari benang merah", saya mengunjungi museum Nasional/museum gajah, ada satu hal yang menarik yang tadinya saya tak begitu tertarik apalagi menggabungkan informasinya ke blogs saya. Yaitu sewaktu saya mengunjungi bagian keramiknya, di sana terdapat sebuah benda pada masa Majapahit yang terbuat dari batu putih. Masih terlihat jelas ukiran ukiranyang sangat halus, mengingatkan saya akan kerajinan batu pasa yang beberapa waktu ini menjadi komoditi jual baik secara bahan mentah maupun bahan jadi. Batu paras ini dipergunakan sebagai hiasan/ornamen tembok.Di tempat saya, Gunungkidul, ada beberapa tempat penghasil barang ini, salah satunya adalah dusun Gondhang, Desa Gari.
Saya berpikir, mungkinkah ini adalah prototipe craftmanship dari bangunan situs-situs yang ada di tempat kami.
Jika di Muntilan, Jawa Tengah terdapat para pengrajin dari batu hitam karena berdekatan dengan candi Borobudur, maka layakkah saya berpikir bahwa salah satu tempat di desa saya juga bagian dari adanya situs situs ini, cukupkah saya menyebut beberapa fakta sebagai pendukung semisal, dahulu sebelum tembok rumah dari batu bata dan semen pasir mulai dipergunakan, penduduk di Gunungkidul(beberapa sampai sekarang) untuk fondasinya menggunakan balok dari batu putih yang disebut sebagai giring, juga alas/tatakan tiang yang disebut ompak, ubin atau tegel, juga alat menampung air untuk mandi yang disebut jembangan.Apakah kerajinan batu paras tersebut adalah salah satu unsur detail yang dipakai untuk pembangunan candi/situs ini.Melihat bahwa bangunan candi yang terbuat dari batu putih untuk daerah Gunungkidul kala itu tentunya dibutuhkan suatu teknis khusus dalam proses penggabungan ataupun perawatannya, sebab kala itu Gunungkidul adalah daerah dengan tingkat kelembapan tinggi sebab daerah ini dulunya adalah sebuah daerah subur dan berair, sehingga bangunan yang terbuat dari batu kapur akan rentan dengan proses pelumutan dan pengeropsan akibat air hujan maupun serapan air permukaan tanah. Jadi pihak yang mempunyai inisiatif membangun candi tersebut pastilah memiliki ilmu pengetahuan yang sangat tinggi kala itu, bahkan sampai sekarang.
Tadinya saya berandai andai, jika jenis barang yang saya lihat di musem Nasional dengan yang ada di Gunungkidul sama, dalam arti bahwa pembangunan nya oleh masa pemerintahan Majapahit, tentulah pihak penguasa memiliki suatu keterikatan khusus terhadap daerah Gunungkidul walaupun terbentak jarak yang sangat jauh waktu tempuhnya, Majapahit berada di Jawa Timur sedangkan Gunungkidul ada di Yogyakarta bagian selatan.Yang semakin menjadi beban ketidak tahuan saya adalah, apa yang membuat keterikatan ini, apakah Majapahit memperlakukan Gunungkidul seperti halnya apa yang di tulis di candi Palah, "marek i jon hyang Acalapati bhakti sadara", pemujaan terhadap gunung., tentunya saya tidak berani mensejajarkan apa yang dipuja di candi palah dengan pemikiran saya tentang Gunungkidul.
Di email pak Andi Putranto(dosen arkeologi UGM) kepada saya menyebutkan bahwa benda bagian situs yang ada di Gunungkidul berbeda dengan benda yang dari Majapahit, malah tidak mirip dari masa kerajaan yang ada di Jawa Tengah bahkan Yogyakarta sekalipun.
Padahal saya sebelumnya menganggap mendapat titik terang dari pemikiran saya bahwa bangunan itu adalah atas kemauan pemerintah Majapahit, sehingga saya waktu itu menyimpulkan: Gunungkidul adalah salah satu tempat yang dianggap penting pada masa Majapahit, sehingga didirikanlah beberapa candi untuk memuja daerah ini.Selain itu mengingat Majapahit saja yang begitu jauh dari gunungkidul melakukan pembangunan candi maka secara pasti kerajaan-kerajaan sebelum Majapahit melakukan hal yang kurang lebih sama, sampai jauh sebelum kerajaan-kerajaan lainnya, sehingga di daerah Gunungkidul ditemukan dua peninggalan pada masa yang berbeda yaitu masa klasik tua berupa menhir dan sarkofagus , dan peninggalan pada masa klasik muda berupa bangunan candi.
Namun sampai hari ini saya belum terpikir akan benang merah yang saya cari......
TIADA KATA SEPANTAS "SELAMAT DATANG" untuk memulai
Blogs ini didedikasikan untuk masyarakat Gunungkidul, agar sadar bagaimana bangganya dirinya terhadap tanah kelahirannya, dan Jawa Dwipa.
Isi blogs ini adalah hasil pemikiran dan sumbang saran dari berbagai sumber baik dari buku, literatur,perorangan.
Dituangkan dengan cara pikir pribadi.
Thursday, June 14, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment