BENCANA SETAHUN LALU DAN CERITA AKAN DATANG
Hari ini secara hitungan masehi genap 1 tahun gempa di Yogyakarta yang effectnya juga di Gunungkidul , Mungkinkah gempa di pantai selatan tersebut adalah awal perubahan sejarah masa lalu?
Dari koran Kompas saya tadi mebaca artikel tentang palung yang ada di samudra Hindia, sebutlah sebagai laut selatan. Dimana terdapat palung yang sanagt dalam yang memungkinkan pergesaran pergesaran letak lapisan bumi.Saya sebagai orang Gunungkidul, gempa yang dirasakan di daerah saya selalu saya hubungkan dengan dua tempat yaitu Gunung Merapi dan Pantai selatan, Rasanya hal ini wajar menurut saya dengan tak terikat dari bidang pendidikan apapun, hanya saja saya mencoba mengumpulkan beberapa catatan kejadian kemudian saya rangkum dan saya simpulkan untuk saya sendiri.
berikut beberapa cuplikan berita yang saya kumpulkan mengenai gempa 27 mei 2006 sampai beberapa catatan yang lain.
1. 06 juni 2006, daerah kabupaten Sleman yaitu di Cangkringan di area candi Kedulan keluar lumpur hitam berbau belerang dan unsur silica
2. 12 juni 2006, dimuat di Kompas : pasca gempa menimbulkan kembali aktifnya sesar sesar minor di sekitar sesar utama pada wilayah timur dan barat DIY, pada sisi timur yaitu di daerah Gunungkidul dan timur pegunungan menoreh (sesar opak - oya). Sesar minor ini panjangnya kurang lebih dari ratusan meter sampai 1 km.
3. Daerah Banyusoca, Panggang, Gunungkidul terdapat gema dari dalam tanah seperti benda jatuh ke kedalaman.
4. Daerah Bukit Boyo, Mbuyutan, Gedangsari, Ngawen keluar gas dari dalam tanah, berbau belerang.
5. 02 agustus 2006 jam 11:01 gempa 3,1 skala Richter epicentrum di Panggang, Gk
6. 27 mei 2007 jam 12:50:54 (baru saja) gempa 4,7 SR epicentrum di perairan cilacap
7. 10 juni 1867 gempa besar melanda jogja(saya belum tahu detailnya seperti apa)
Seberapa besar pengaruh gempa ini terhadap perubahan lingkungan Gunungkidul?!!
Sekarang dan dari dulu saya berandai, mungkinkah akan ada gempa yang lebih besar dari setahun yang lalu? saya jawab untuk saya sendiri "YA", kenapa sayang jawab demikian, setidaknya saya akan melihat sejarah masalalu seperti apa situasinya, jujur saya dalam hal ini mengambil sisi ilmu jangka yang orang sebut sebagai mistik, ataupun ramalan, Tadinya saya berpikir demikian namun saya disadarkan makna jangka sebgai ilmu hitungan baik waktu , kejadian yang akan datang, beda donk dengan ramalan.
Jika terjadi gempa besar kemungkinan terjadinya di Pantai Selatan lagi dengan timbulnya tsunami( beberapa ahli mengemukakan hal ini jauh sebelum tsunami aceh), dan hal ini saya jadikan info penting, sebab jika terjadi gempa lebih besar berarti rongga di daerah daerah seperti banyusoca, daerah Bukit Pathuk bakalan runtuh. Mengapa demikian, gempa 1 thaun yang lalu berakibat sebagai berikut, gempa yang merembet yang merupakah sesar opak berlokasi di pinggiran bukit pathuk/sisi paling barat Gunungkidul, akibat dari gempa ini wilayah piyungan ke selatan dan utara rata tanah, sementara daerah pathuk, ke arah selatan yaitu dlingo dan ke arah utara adalah Gedhangsari kerusakan sangat besar, namun tidak ada kerusakan berupa longsor tanah di sisi bukit sebelah barat, namun terjadi retak tanah yang momotong jalan tepat di samping perbatasan GK denagn Bantul. Selain itu diikuti selang beberapa hari kemudian suara "glung" di daerah Panggang, kemudian tanggal 02 agustus kemudian gempa terjadi lagi kali ini epicentrum di panggang.
Gempa ini pastilah energinya merembat, hanyas saja ketika menyentuh daerah Gunungkidul , terisolasi oleh struktur bebatuan bukit Pathuk, sehingga getaran paling kuat adalah di sisi redaman itu yaitu di aera pathuk tersebut. Menurut saya, gempa yang merambat dan teredam justru mengakibatan pantulan gempa di sekitarnya yang kekuatannya berulang ulang tetapi intensitasnya menurun, bagaimanapun juga structur tanah gunungkidul di 3 zona ini adalah batu kapur yang banyak dilalui sungai bawah tanah, tentunya seperti halnya strukturnya mirip keju yang berlubang lubang .Disinilah sebnarnya bahaya tidak terpikirkan banyak orang, setelah gempa usai justru tersembunyi bahaya yang sama besarnya di sisi bukit Pathuk berupa labilnya struktur bukit.
Saya harus mengingat kembali sejarah Gunungkidul, seperti halnya batu kapur yang dibakar untuk dijadikan batu gamping, pada saat kering batu ini sama kuatnya namun pada saat terkena air dia akan mengeluarkan gas, panas dan berubah menjadi bubuk, demikian juga batu batu ini di bawah Gunungkidul. Sekarang ini menurut saya batu batu ini telah berubah formasi karena gempa 1 tahun yang lalu, yang notabene seperti batu gamping yang formasinya berubah jadi tidak begitu mempunyai effect ke sekelilingnya, namun ketika kena air lihatlah reaksinya, dari mana asal air ini? menurut pemikiran, Pathuk yang merupakan benteng sisi barat oleh zona baturagung dibawahnya mengalir air bawah tanah ke arah barat dans selatan sisa/jejak air zona Ledhok, pada saat gempa besar yang diikuti tsunami, air dari utara ke selatan akan berbalik arah dan lebih besar, sehingga kuantitas air akan mencapai permukaan, saya cenderung berpikir demikian mengingat spenjang pantai selatan gunungkidul dibentengi pegunungan seribu, tapi di bawahnya banyak sekali aliran sungai bawah tanah. sehingga mirip dengan sebuah corong .
TIADA KATA SEPANTAS "SELAMAT DATANG" untuk memulai
Blogs ini didedikasikan untuk masyarakat Gunungkidul, agar sadar bagaimana bangganya dirinya terhadap tanah kelahirannya, dan Jawa Dwipa.
Isi blogs ini adalah hasil pemikiran dan sumbang saran dari berbagai sumber baik dari buku, literatur,perorangan.
Dituangkan dengan cara pikir pribadi.
Tuesday, June 12, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment