TIADA KATA SEPANTAS "SELAMAT DATANG" untuk memulai

Blogs ini didedikasikan untuk masyarakat Gunungkidul, agar sadar bagaimana bangganya dirinya terhadap tanah kelahirannya, dan Jawa Dwipa. Isi blogs ini adalah hasil pemikiran dan sumbang saran dari berbagai sumber baik dari buku, literatur,perorangan. Dituangkan dengan cara pikir pribadi.

Thursday, June 14, 2007

Kapan, Siapkah Kami?
May 30, '07 6:17 AMfor everyone
Jawa Bagian Selatan Rawan Gempa

- Pergeseran lempeng Indo - Australia menumbuk Eurasia mencapai tujuh sentimeter per tahun di pesisir selatan Jawa. Meski tidak secepat pergeseran Lempeng Pasifik di timur Papua, Kondisi ini menjadikan Jawa paling rawan bencana
Inilah yang membuat saya terus dan terus berpikir kapan dan seperti apa kejadiannya nanti. Dari hanya sebatas keingian tahuan yang membuat saya terus menulis blogs ini,maka saya dengan segala keterbatasan ini mencoba untuk mengerti apa yang bisa saya mengerti karena secara profesi saya tak termasuk untuk berpikir seperti ini, jadi kalaupun kadang tidak masuk akal, tak jadi soal toh ini adalah pemikiran awam dan untuk saya sendiri.
Sebelum berita itu saya baca, beberapa informasi telah saya dapatkan baik verbal maupun non verbal, baik yang dimengerti maupun yang tidak. Kategori yang tidak bisa dimengerti tetap saya masukkan sebab dalam hal ini dari unsur cerita yang lalu, maupun jongko/jangka. Di post sebelumnya telah saya sebutkan bahwa jongko berbeda dengan ramalan, sebab jongko meliputi hitungan matematis bukan mistis, saya sangat salut untuk para pembuat jongko ini, sebutlah Jongko/Jangka Jayabaya, mengapa demikian? Untuk sebuah masalalu yang untuk saat ini kita anggap di era modern ternyata pada masa itu perhitungan dan "niteni" telah berkembang dengan sangat baiknya.
Kita saat ini tentunya bangga dengan era modern dengan fasilitas komputer, satelit. Namun satu hal yang kadang terlewat adalah dengan hati dan niteni, nguwaske, setiti. Bukan berarti saya tidak memandang kemajuan sekarang dan menomorsatukan segala atas kejayaan masalalu, tapi inilah fakta bahwa kita/saya tidak bisa lepas dari sebuah kemajuan lalu dengan kemajuan sekarang.
Sekali lagi tentang gempa, masalalu telah meprediksi akan terjadinya hal ini, dalam kompas tanggal 28 Mei 2007 disebutkan bahwa gempa yang tercatat beberapa diantaranya terletak pada masa bulan purnama ataupun bulan mati, berikut petikan berita di Kompas tanggal 28 mei 2007:
Beberapa gempa terjadi sekitar bulan baru dan purnama, misalnya gempa Alor (12 November 2004) terjadi pada bulan baru (28 Ramadhan 1425), gempa Nabire (26 November 2004) menjelang purnama (13 Syawal 1425), gempa Aceh (26 Desember 2004) terjadi saat purnama (14 Zulkaidah 1425), gempa Simeulue (26 Februari 2005) terjadi setelah purnama (16 Muharam 1426), gempa Nias (28 Maret 2005) terjadi setelah purnama (17 Safar 1426), gempa Mentawai (10 April 2005) terjadi pada bulan baru (1 Rabiul Awal 1426), dan gempa Yogyakarta (27 Mei 2006) terjadi menjelang bulan baru (29 Rabiuts Tsaniah 1427).
Planet pun bisa diketahui kapan orbitnya mendekati matahari, bumi, bulan dan matahri bisa diprediksi kapan dalam formasi garis lurus, tentunya semuanya bisa dihitung dan dinalarkan, jauh beratus ratus tahun yang lalu kesimpulan ini telah diketahui dan dari kejadian yang ada di tulis menjadi sebuah jangka(terlepas dari kemampuan lebih untuk melihat kejadian yang belum terjadi, ngerti sak durunge winarah).
Jadi apa yang akan terjadi di Jawa Dwipa, akankah semuanya akan dimulai dari nol lagi sebagai titik balik garis nisbi sebuah peradaban, lantas bagaimana dengan Gunungkidul, mungkinkah post saya yang berjudul "gempa setahun lalu dan sejarah yang akan datang" bisa saya ambil garis merahnya untuk saya pribadi!?

No comments: