TIADA KATA SEPANTAS "SELAMAT DATANG" untuk memulai

Blogs ini didedikasikan untuk masyarakat Gunungkidul, agar sadar bagaimana bangganya dirinya terhadap tanah kelahirannya, dan Jawa Dwipa. Isi blogs ini adalah hasil pemikiran dan sumbang saran dari berbagai sumber baik dari buku, literatur,perorangan. Dituangkan dengan cara pikir pribadi.

Thursday, June 14, 2007

hmmmm...no idea yet, but ....
Jun 14, '07 1:35 AMfor everyone
Saya rasa itulah kata yang tepat untuk saat ini, sampai sekarang pemikiran saya belum terbuka, sehubungan periodisasi yang ingin saya ketahui belum tersingkap.
Ada hal yang menarik sampai sekarang dengan adanya situs situs ini, dimana struktur bangunannya tidak mendekati daerah manapun. Secara pastinya saya kurang mengerti mengingat keawaman saya.Tetapi saya mengambil satu arah berpikir demikian: jika bangunan tidak ada suatu kemiripan yang bisa mencirikan suatu periodisasi tempat ini, ada kemungkinan Gunungkidul tadinya merupakan daerah perdikan sehingga kemungkinan besar berikutnya adalah terdapatnya suatu komunitas tertentu yang memiliki budaya dimana budaya ini(arsitekturnya) merupakan awal dari bangunan bangunan sekitarnya(prototipe), jika kita melihat dari aspek geografi nya adalah daerah Gunungkidul merupakan daerah terpencil pada zaman dulu, sehingga tempat ini memungkinkan untuk memencilkan diri dari keramaian (secara horizontal) sehingga untuk mencapai daerah ini tentunya tidak mudah, selain memencilkan diri, maka tak lain manusia yang mendiaminya lebih mendekatkan diri terhadap Sang pencipta(secara vertikal) sebab Gunungkidul saya rasa memenuhi syarat untuk letak ketinggian terhadap suatu tempat, bukankah ketinggian suatu tempat adalah menggambarkan semakin dekatnya komunikasi antara manusia dengan Tuhannya.Pemikiran saya ini atas pertimbangan demikian:Gunungkidul memiliki tempat/letak geografi yang lebih tinggi dibanding daerah daerah kerajaan yang kebanyakan mengambil daerah lembah yang subur, selain itu diambil dari sisi antara timur dan barat, Gunungkidul ada hampir diposisi tengah. Bukan berarti saya mendekatkan daerah ini terhadap Gunung Merapi sebagai pakuning tanah Jawa melainkan saya mendekatkan data sebagai jembatan khayal saya terhadap daerah ini.
Saya tidak melakukan tebak -tebakan apakah di area Gk yang terdapat kompleks pecandian dulunya merupakan kediaman para agamawan masa lalu sebelum atau pada saat kerajaan kerajaan klasik berdiri atau hanya sebatas tempat pemujaan semata. Tadinya saya berpikir, candi candi sebagai tempat pemujaan atas suatu tempat disebabkan karena daerahnya dianggap suci seperti pemakaian sumber air untuk ritual di candi Ratu Boko. Namun terakhir saya dapatkan informasi bahwa lebih dari hal itu dalam arti jika bangunan bangunan candi tidak ada kemiripan(saya ambil kesimpulan lebih tua dan atau sama), maka Gunungkidul adalah suatu tempat untuk pemujaan terhadap Sang Pencipta oleh orang-orang terdahulu, dimana daerah sekeliling pemujaan adalah daerah suci dan dikeramatkan, sampai air untuk prosesi di candi ratu Boko diambil dari sini dan dibangunnya candi Banyu Nibo sebagai pemujaan untuk keberlangsungan daerah ini juga.
Yang perlu dicermati menurut saya adalah tentang data antar situs, apakah benar setiap candi memiliki kesamaan arsitektur ataupun tidak, sebab jika saya balik pemikiran ini, jika ternyata arsitektur antar candi tidak sama, maka ada kemungkinan ada suatu sokongan / penghormatan terhadap komunitas tersebut dan bisa dilihat pada zaman kerajaan apa saja dilakukan penghormatan ini, karena pastilah setiap pemerintahan akan memberikan bangunan yang terbaik, jika antar situs sama maka kemungkinan terbesarnya adalah daerah ini memiliki suatu tempat pemujaan terbesar berupa candi pemujaan yang cakupannya lebih besar dibanding kompleks percandian daerah Dieng.

No comments: